Studi Kasus
1. Kasus ini diselesaikan dengan pendekatan
Manajemen, Teknologi, Organisasi, dan
Information System Support (MTOISS).
2. Bahan rujukan buku SIM, Laudon and Laudon
Kasus I
Kesulitan di Sukarno-Hatta Airport
Tanggal 3 Maret
2011 seseorang menjemput tamu
dari luar negeri yang datang dengan pesawat KLM. Ybs pergi ke terminal 2 dan menemukan ada 2 gates
kedatangan luar negeri. Semua papan informasi yang ada tidak berjalan, bahkan
sebagian sudah terlepas elemen indikatornya. Display TV yang ada tidak
menunjukkan apa-apa, bahkan tidak ada sama sekali display (yang cuma
satu-satunya yang berjalan) kedatangan KLM. Mungkin ada ”announcement” tapi sayangnya juga kurang jelas tertutup banyak noise. Jam sudah menunjukkan jam
kedatangan KLM. Penjemput lalu pergi ke informasi dan bertanya, lalu
disampaikan bahwa pesawatnya sudah mendarat, dan gatenya di gate 2. Jadi,
tunggu saja nanti juga keluar. Waktu penantian cukup lama k.l. 1 jam. Sewaktu
tamunya keluar ditanya mengapa lama. Ternyata
pertama adalah lamanya proses di imigrasi, dan yang amat penting adalah
mereka harus kesana-kemari mencari di belt mana barangnya keluar. Ada beberapa belts yang bertumpuk dengan
informasi yang didisplaykan namun kemudian
ada lagi ralat dimana pada display yang pertama nama nomor penerbangnya
hilang begitu saja dan muncul di display lain sehingga penumpang bingung lari
kesana-kemari barulah ketemu setelah membaca semua display. Pendatang mengeluh
ketidakpuasan dan ketidaknyamanan apalagi dibandingkan dengan Changgi airport.
Tugas diskusi :
Dengan model MTOISS dari buku Laudon, analisislah
dimana permasalahannya dan berikan solusi serta saran-saran perbaikannya.
Kasus II
Sukses Air Asia Plane
Hampir semua
perusahaan penerbangan sekarang telah memiliki Web dan ticketing systemnya juga
sudah dapat dilaksanakan melalui web. Sekalipun demikian hampir semuanya
seperti Garuda, Merpati, dll. Masih tergantung kepada cara konvensional dimana
pesanan ticket masih dilayani secara biasa dan hanya ada kemudahan pesanan lewat
e-mail. Air Asia dapat memberikan tarif yang
relatif rendah, dan tidak terdapat ticket kecuali print out computer sebagai bukti. Banyak Airport yang belum biasa dengan kondisi
ini dan kadang-kadang menolak melihat secarik kertas tidak seperti ticket.
Tugas diskusi :
1. Mengapa ticket air Asia bisa demikian murah,
dan analisislah dengan menggunakan ”Value Chain” serta model MTOISS.
2. Bagaimanakah agar semua penerbangan dapat
menekan harga tanpa mengorbankan kepuasan penumpang?
3. Dalam ”value
chain management” faktor-faktor apa saja yang diperhatikan, dan analisislah
pendapat anda?