Jumat, 30 September 2011

TUGAS DISKUSI KELAS SIMP MMP

Studi Kasus
1.      Kasus ini diselesaikan dengan pendekatan Manajemen, Teknologi, Organisasi, dan Information System Support (MTOISS).
2.      Bahan rujukan buku SIM, Laudon and Laudon

Kasus I  
Kesulitan di Sukarno-Hatta Airport

Tanggal 3 Maret 2011 seseorang menjemput tamu dari luar negeri yang datang dengan pesawat KLM. Ybs pergi ke terminal 2 dan menemukan ada 2 gates kedatangan luar negeri. Semua papan informasi yang ada tidak berjalan, bahkan sebagian sudah terlepas elemen indikatornya. Display TV yang ada tidak menunjukkan apa-apa, bahkan tidak ada sama sekali display (yang cuma satu-satunya yang berjalan) kedatangan KLM. Mungkin ada ”announcement” tapi sayangnya juga kurang jelas tertutup banyak noise. Jam sudah menunjukkan jam kedatangan KLM. Penjemput lalu pergi ke informasi dan bertanya, lalu disampaikan bahwa pesawatnya sudah mendarat, dan gatenya di gate 2. Jadi, tunggu saja nanti juga keluar. Waktu penantian cukup lama k.l. 1 jam. Sewaktu tamunya keluar ditanya mengapa lama. Ternyata  pertama adalah lamanya proses di imigrasi, dan yang amat penting adalah mereka harus kesana-kemari mencari di belt mana barangnya keluar. Ada  beberapa belts yang bertumpuk dengan informasi yang didisplaykan namun kemudian  ada lagi ralat dimana pada display yang pertama nama nomor penerbangnya hilang begitu saja dan muncul di display lain sehingga penumpang bingung lari kesana-kemari barulah ketemu setelah membaca semua display. Pendatang mengeluh ketidakpuasan dan ketidaknyamanan apalagi dibandingkan dengan Changgi airport.

Tugas diskusi :
Dengan model MTOISS dari buku Laudon, analisislah dimana permasalahannya dan berikan solusi serta saran-saran perbaikannya.
Kasus II
Sukses Air Asia Plane

Hampir semua perusahaan penerbangan sekarang telah memiliki Web dan ticketing systemnya juga sudah dapat dilaksanakan melalui web. Sekalipun demikian hampir semuanya seperti Garuda, Merpati, dll. Masih tergantung kepada cara konvensional dimana pesanan ticket masih dilayani secara biasa dan hanya ada kemudahan pesanan lewat e-mail. Air Asia dapat memberikan tarif yang relatif rendah, dan tidak terdapat ticket kecuali print out computer sebagai bukti. Banyak  Airport yang belum biasa dengan kondisi ini dan kadang-kadang menolak melihat secarik kertas tidak seperti ticket.

Tugas diskusi :
1.      Mengapa ticket air Asia bisa demikian murah, dan analisislah dengan menggunakan ”Value Chain” serta model MTOISS.
2.      Bagaimanakah agar semua penerbangan dapat menekan harga tanpa mengorbankan kepuasan penumpang?
3.      Dalam ”value chain management” faktor-faktor apa saja yang diperhatikan, dan analisislah pendapat anda?

2 komentar:

  1. Kasus I
    Kesulitan di sukarno-Hatta airport
    dari kasus tersebut nampak bahwa Sistem manajemen perusahaan belum bagus dan tidak ada pengawasan.
    Kelengkapan fasilatas kemungkinan mudah untuk dipenuhi oleh perusahaan airport tetapi ada atau tidak tindak lanjut dari pnyediaan sarana tadi contohnya pemeliharaan dan pengawasan dalam penggunaan sarana tersebut??
    Dalam masalah ini fungsi-fungsi dari unit divisi tidak bergerak sesuai dengan tanggungjawab, kemudian pelayanan kurang. sehingga pelanggan kurang puas dengan service dari airport. Intinya jika setiap divisi atau bagian unit kerja menyadari tanggung jawab dan menjalnkan dengan baik, pelayanan bisa meningkat. semua itu bisa berjalan sesuai tanggungjawab jika manajemen atau pimpinan yang terkait melakukan pengawasan dan evaluasi kerja tiap bagian dari fungsi divisi perusahaan. kemudian untuk memberikan kemudahan pelayanan perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi.

    BalasHapus
  2. Kasus II

    suatu perusahaan dapat menjual output dengan harga murah karena dapat membuat output dengan biaya yang rendah. AirAsia memiliki biaya produksi yang rendah makanya harga tiketnya relatif lebih murah. Salah satu yang membuat harga rendah adalah sistem penjualan, sistem pemaasaran. Contoh Sistem informasi Online dapat meminimalkan biaya karena hanya membutuhkan tenaga ahli, sehingga dapat mengurangi biaya karyawan.Yang banyak bekerja adalah sistem bukan tenaga manusianya. Informasi pun mudah diperoleh.

    BalasHapus